Loading...
Loading...
Seperti yang kita tahu, bahwa Rasulullah adalah manusia yang paling
mulia karena memiliki pikiran, perasaan, dan perbuatan yang sangat
mulia, baik kepada Allah ataupun sesama makhluk hidup lainnya. Dalam
Islam kita mengenal hari Isra Mi’raj. Namun, apa makna dari peringatan
hari itu, masih banyak orang yang belum mengetahuinya. Isra mi'raj dalam
Al-Qur’an adalah perjalanan pada malam hari Rasululllah yang ditemani
oleh malaikat Jibril dari Masjidil Haram, Makkah menuju Masjidil Aqsha,
Palestina dan berlanjut naik ke langit ketujuh, yakni Sidratul Muntaha
dan Mustawa.
Ketika peristiwa besar itu, terjadi pembelahan di dalam kaum Quraish.
Mereka terbelah menjadi dua kelompok, yakni kelompok Abu Bakar dan Abu
Lahab. Kelompok Abu Bakar ialah orang-orang yang mempercayai apa yang
dikatakan oleh Nabi tanpa tapi. Sedangkan, kelompok Abu Lahab dipenuhi
dengan orang yang dengan lantang mengatakan bahwa Nabi adalah orang yang
telah hilang akal.
Pada saat peristiwa ini, Allah memberikan tiga hal kepada Rasululllah.
Sejarah singkat Isra Mi'raj ini terjadi di langit ketujuh dan terjadi
dua urusan penting, yakni berakhir dan bertahan apa yang dibawa turun
dari atasnya serta berakhir dan ditahan apa yang dibawa naik dari bumi.
Berikut ini adalah ketiga hal yang dibeberkan oleh Allah pada Nabi:
1. Ayat penutup al-Baqarah
Allah menurunkan dua ayat ini hanya pada Nabi sehingga ketika seseorang
membacakan ayat tersebut selama tiga hari berturut-turut, maka setan
yang ada di dalam rumah akan pergi. Dua ayat ini juga bisa mencukupi
pada malam hari.
Pada ayat 286, ketika seseorang membaca ayat tersebut maka Allah akan
menjawabnya dengan mengatakan “ya”. Inilah hikmah Isra Mi'raj.
2. Shalat lima waktu
Shalat adalah tiang agama yang menopong diri kita agar tidak mudah
roboh. Mulanya, Allah memberikan kewajiban shalat lima puluh waktu dalam
sehari, namun atas kemurahan-Nya, shalat tersebut kemudian dikurangi
hingga menjadi lima waktu saja yang setara dengan shalat lima puluh
waktu.
Shalat merupakan ibadah yang paling utama karena merupakan penentu bagi
kita masuk atau tidak ke dalam surga. Apabila seseorang melaksanakan
shalat dengan ikhlas dan baik maka bisa dipastikan bawa setiap
perbuatannya juga akan ikut baik. Sedangkan, jika seseorang memiliki
perilaku baik, maka belum tentu shalatnya juga baik dan benar. Barang
siapa yang meninggalkan shalat dengan sengaja, maka secara otomastis
mereka sudah menjadi orang kafir sehingga tidak akan selamat di akhirat
kelak.
3. Ampunan bagi yang tidak syirik
Allah adalah satu-satuya dzat yang berhak untuk disembah jadi tidak ada
sekutu bagi-Nya. Dia lah yang mengatur segala urusan di dunia ini serta
Dia tidak beranak ataupun diperanakkan. Semua agama yang telah Dia
turunkan mengajarkan ketauhidan untuk menyembah hanya kepada Allah. Oleh
karena itu, orang yang menyekutukan Allah akan mendapatkan balasan yang
amat pedih di akhirat nanti. Sedangkan untuk orang yang menyembah Allah
tetapi ia melakukan suatu kesalahan dan kemudian meminta ampunan karena
telah melakukan hal itu, maka Allah masih bisa mengampuni dosa kita
asal mau melakukan taubatan nasuha.
SUMBER : KUMPULANMISTERI.COM
Loading...
Inilah Tiga Hal yang Diberikan Kepada Rasulullah SAW di Sidratul Muntaha, Yang Wajib Kita Tau
4/
5
Oleh
assas